Sekilas Tentang Mikropipet
1.
Multichannel Pipet (Image from sciencephoto.com)
Di berbagai bidang ilmu, termasuk biologi sel, mikrobiologi, biotechnologi,
biokimia dan kimia kuantitatif, pipetting merupakan keterampilan penting yang
harus dikuasai. Pipet adalah alat penting di berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Bekerja di laboratorium tentu tidak akan terlepas dari urusan
ukur-mengukur. Untuk sampel padatan, kita akan berurusan dengan neraca
analitik, sementara untuk sampel cairan, pipet volumetrik-lah andalannya.
Akurasi dan presisi pemipetan merupakan faktor utama keberhasilan analisa atau
percobaan yang melibatkan cairan. Pipet sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh
Louis Pasteur (1822-1895) dan kini jenis pipet sudah berkembang luas dengan tingkat
akurasi dan presisi yang bermacam-macam pula.
2.
Mengenal Jenis-Jenis Pipet Volumetrik
- Pipet
Serologis.
Pipet ini terbuat dari pipa kaca silinder yang lurus dan memiliki skala
volume. Ketelitian pipet serologis sesuai dengan skala terkecilnya.
- Pipet
Volumetrik Volume Tetap. Pipet jenis ini hanya memiliki 1 garis tera dengan
volume tertentu, berbentuk silinder tetapi bagian tengahnya lebih gendut.
Ketelitiannya lebih tinggi dibanding pipet pasteur karena garis tera
berada pada bagian atas pipet yang memiliki diameter kecil.
- Pipet
Volumetrik dengan Piston. Pipet jenis ini mulai berkembang pada tahun 1960-an.
Awalnya pipet ini memiliki volume yang tetap, namun kemudian berkembang
hingga memiliki volume yang dapat diatur pada range tertentu. Pipet jenis
ini lebih disukai karena selain volumenya yang dapat diatur, akurasi dan
presisi yang tinggi, pemakaiannya pun simpel dan mudah.
3.
Gunakan Jenis Pipet yang Sesuai
Pipet yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis sampelnya:
- Sampel
Cairan Biasa. Gunakan pipet jenis air-displacement
- Sampel Cairan Khusus. Untuk cairan kental (gliserol,
madu), mudah menguap (chloroform, methanol), korosif dan mengandung
radioaktif, gunakan pipet jenis positive-displacement.
- Untuk sampel biologi molekular yang harus terbebas dari kontaminasi DNA, RNA, nuclease dan bahan lain yang dapat menimbulkan degradasi pada sampel, maka bisa digunakan pipet jenis air-displacement dengan menggunakan tips steril berfilter maupun menggunakan pipet jenis positive-displacement juga dengan tips dan piston steril.
(a) Air Dispacement ;
b:Positive Displacemen Pipette
- Pipet air-displacement selalu memiliki ruang udara
(dead volume) antara piston pipet dan sampel cairan, sedangkan pipet
positive-displacement tidak, cairan kontak langsung dengan piston.
- Piston merupakan bagian permanen pada pipet
air-displacement, tetapi pada pipet positive-displacement bersifat
disposable, menyatu dengan tips pipet.
4.
Mikro Pipet
Mikropipet ini ditemukan dan dipatenkan pada tahun 1960 oleh Dr. Hanns Schmitz
(Marburg, Jerman). Setelah itu, mitra penemu dari perusahaan bioteknologi
Eppendorf, Dr. Heinrich Netheler, mewarisi hak-hak yang melekat pada paten itu
dan memulai penggunaan mikropipet secara umum dan luas di
laboratorium-laboratorium di dunia. Pada tahun 1972, mikropipet yang dapat
ditala ditemukan di Universitas Wisconsin–Madison oleh beberapa orang,
terkhusus Warren Gilson dan Henry Lardy.
5.
Perhatikan Volume Cairan yang Akan Dipipet
![]() |
Perhatikan range
volume pipet yang akan digunakan. Setiap pipet memiliki range volume tertentu. Maka jangan sampai salah memilih
pipet, karena produsen tidak menjamin akurasi pemipetan jika dilakukan di luar
jangkauan yang sudah mereka tentukan.
Selain itu jika volume yang kita kehendaki cocok dengan dua range volume pipet,
maka pilihlah yang mendekati volume maksimalnya. Contoh, jika kita ingin
memipet sebanyak 1.9 uL, bisa menggunakan pipet dengan range volume 1-10 uL
atau 0.2-2 uL. Namun sebaiknya gunakan pipet dengan range 0.2-2 uL
.
6.
Gunakan Tip Pipet yang Baik
Sekilas nampak semua
tip pipet sama saja, namun tidak semua tip cocok untuk semua pipet. Oleh karena
itu pemilihan tip sangat menentukan akurasi pemipetan. Ada baiknya menggunakan
tip dengan brand yang sama dengan pipet. Namun jika ingin menggunakan brand
lain, maka harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
Gunakan Tips dengan
Kualitas Baik
- Tip
harus bersih dan bebas dari partikel debu
- Bentuk bagian kerah (yang menempel ke pipet) dan ujung
tip harus benar-benar halus dan rapi
- Transparan/tembus
cahya
- Tahan
terhadap bahan-bahan kimia
- Adanya keterangan nomor identifikasi, nomor batch dan
sertifikat mutu merupakan hal penting untuk menjamin kualitas tip
- Pilih kemasan yang sesuai, ada yang dikemas secara
bulk, ada yang sudah berjejer rapi di dalam rak, ada yang sudah
disterilisasi, dll.
7.
Cara Memasang Tip yang Benar
Bagaimana cara Anda memasang tip pada pipet?
Pipet diketuk-ketukkan dengan kuat ke dalam tip? Tip dikencangkan menggunakan
tangan? Atau bagaimana? Ternyata cara yang benar adalah dengan memasukkan ujung
pipet ke dalam tip (tidak terlalu kencang), kemudian pipet diputar untuk
memperkuat posisi tip pada pipet. Khusus untuk pipet multichannel, cukup dengan
digoyang sambil ditekan ke kiri dan kanan.
8.
Mode Pemipetan: Forward atau Reverse?
Saat Ada menekan plunger pipet, maka Anda akan
menemukan posisi plunger berhenti. Jika plungerterus
ditekan, maka ia akan berhenti lagi pada posisi kedua. Nah, bagaimana cara
pemipetan yang benar? Apakah plunger pipet ditekan hingga
posisi berhenti pertama atau kedua?
Ada dua cara pemipetan, yaitu Forward Mode dan Reverse
Mode. Berikut ini ilustrasi kedua proses tersebut:
Cara Pemipetan Mode
Reverse (image from Gilson Guide to Pipetting)
Umumnya pipet jenis
air-displacement menggunakan Forward Mode ketika melakukan kalibrasi, sehingga
metode inilah yang harus kita gunakan. Mode Reverse dapat digunakan ketika
menggunakan pipet jenis air-displacement untuk memipet cairan yang kental atau
mudah menguap. Sementara itu pipet positive-displacement hanya menggunakan mode
Forward saja.
- Hati-hati dengan
Kontaminasi
Kontaminasi pada Pemipetan (image from Gilson Guide to
Pipetting)
Ada beberapa jenis kontaminasi, kenapa bisa sampai terjadi dan
bagaimana cara mencegahnya?
- Kontaminasi Pipet-ke-Sampel. Penyebab: Menggunakan tip atau pipet
yang sudah terkontaminasi.Pencegahan: Bersihkan dan sterilkan
bagian pipet yang kontak dengan sampel. Gunakan tips steril, dan ganti tip
setiap berganti sampel.
- Kontaminasi Sampel-ke-Pipet. Penyebab: Sampel atau aerosol dari sampel kontak dan memasuki bagian pipet. Pencegahan: Jangan terlalu memiringkan pipet, simpan selalu pipet secara vertikal, sedot cairan dengan perlahan dan gunakan filter tip atau gunakan pipet positive-displacement.
- Kontaminasi Sampel-ke-Sampel (sample carryover). Penyebab: Menggunakan tip bekas untuk sampel yang berbeda. Pencegahan: Ganti tip setiap berganti sampel
- Kalibrasi dan Perawatan Rutin
Kalibrasi akan
menjamin akurasi. Lakukanlah secara rutin minimal satu satun sekali. Kalibrasi
bisa dilakukan sendiri atau dengan memanfaatkan jasa laboratorium kalibrasi
yang sudah terakreditasi. Jangan lupa untuk melakukan hal-hal berikut ini:
- Mengecek secara rutin kondisi pipet, periksa apakah ada
bagian yang rusak, retak atau ada komponen yang hilang.
- Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian
dengan alkohol atau cairan khusus pembersih pipet.
- Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat
disterilkan (dengan autoclave atau penyinaran UV)
- Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan,
segera periksakan kondisi pipet Anda ke Distributor atau agen penjualnya.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar