LAPORAN
PRAKTIKUM
PEMIPETAN
DAN PENGENCERAN
DI SUSUN OLEH:
NAMA : AFILIA ULFAH
KELAS : A
NIM : P07134112001
PEMBIMBING :
Sujono,SKM,M.Sc
POLTEKKES KEMENKES JOGJAKARTA
TAHUN 2012
A. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui peralatan
laboratorium untuk pemipetan dan pengenceran
2. Untuk mengetahui cara pemipetan
3. Untuk mengetahui caraa
pengenceran
B. Dasar Teori
1. Pemipetan
Pipet atau alat penetes cairan kimia adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memindahkan volume cairan tertentu. Pipet sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh Louis Pasteur (1822-1895). Kini jenis pipet sudah berkembang luas. Pipet biasanya digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekular, kimia analitik juga kedokteran. Pipet dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai tujuannya yang berbeda-beda dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang berbeda-beda pula, mulai dari pipet beling tunggal sampai ke pipet yang dapat ditala secara kompleks, atau juga pipet elektronik. Banyak jenis pipet bekerja dengan membuat ruang hampa sebagian di atas ruang tampung cairan dan secara selektif melepaskan ruang hampa ini untuk menghentikan dan melepaskan cairan.
Pipet atau alat penetes cairan kimia adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memindahkan volume cairan tertentu. Pipet sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh Louis Pasteur (1822-1895). Kini jenis pipet sudah berkembang luas. Pipet biasanya digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekular, kimia analitik juga kedokteran. Pipet dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai tujuannya yang berbeda-beda dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang berbeda-beda pula, mulai dari pipet beling tunggal sampai ke pipet yang dapat ditala secara kompleks, atau juga pipet elektronik. Banyak jenis pipet bekerja dengan membuat ruang hampa sebagian di atas ruang tampung cairan dan secara selektif melepaskan ruang hampa ini untuk menghentikan dan melepaskan cairan.
Pipet yang melepaskan 1 sampai 1000 µl cairan diistilahkan
sebagai mikropipet, sedangkan makropipet melepaskan volume cairan yang lebih
banyak. Dua jenis mikropipet yang umum digunakan yaitu pipet pemindahan udara
dan pipet pemindahan positif. Pipet pemindahan udara berbantuan piston adalah
mikropipet yang melepaskan volume cairan terukur dari sebuah ujung yang sekali
pakai. Sedangkan pipet pemindahan positif adalah serupa dengan pipet pemindahan
udara, tetapi jarang dipergunakan dan biasanya digunakan untuk menghindari
pencemaran dan untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap atau teralu kental pada
volume yang sedikit, seperti ADN. Ketika akan memindahkan suatu larutan ke dalam suatu wadah,
baik itu gelas kimia, labu Erlenmeyer, labu takar, gelas ukur atau alat gelas
kimia lainnya pasti membutuhkan pipet.
2. Pengenceran
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan
titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut
(Baroroh, 2004). Dalam kimia, pengenceran diartikan
pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam
larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat
lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).
3.
Berikut alat –
alat laboratorium yang digunakan dalam pemipetan dan pengenceran:
a.
Pipet
Adalah alat berbentuk silinder kecil panjang berbentuk mirip dengan
sedotan. Terbuat dari bahan gelas yang memiliki ukuran dalam milimeter ( ml ).
Secara umum pipet berfungsi untuk mengambil dan memindahkan cairan dalam
jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :
1)
Pipet
tetes
2)
Pipet volum
b. Tabung erlenmeyer
Fungsi tabung erlemeyer
1)
Untuk mengukur
dan mencampur bahan – bahan analisa
2)
Untuk mengukur
larutan padat, cair
3)
Untuk
menghomogenkan larutan
4)
Untuk melarutkan
titrasi
5)
untuk menyimpan
dan memanaskan larutan
6)
Menampung
filtrat hasil penyaringan
7)
Menampung titran
(larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
c.
Labu ukur
Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan
tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga
2 L. Labu ukur hanya dapat dibilas dengan pelarut saat digunakan bukan bahannya
yang akan dilarutkan. Berfungsi untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
d. Gelas kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu
200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 l. Berfungsi untuk mengukur volume larutan yang
tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan karena dasarnya rata sehingga dapat
diletakkan dimana saja termasuk diatas hiit plate, dan media pemanasan cairan
e. Batang pengaduk, kertas saring dan corong
Batang
pengaduk terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di
dalam gelas kimia baik akan direaksikan
maupun reaksi sementara.Corong terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan
memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai
panjang dan pendek. Berfungsi sebagai alat perantara
antara wadah satu dengan wadah yang lain. Kertas saring berfungsi untuk menyaring larutan.
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
.Gelas
beker ukuran kecil dan sedang
b.
Labu ukur
200 mL
c.
Labu
Erlenmeyer
d.
Pipet
volume 20 ml
e.
Pipet tetes
f.
Batang pengaduk
g.
Corong
h.
Kertas
saring
i.
Tissue
2.
Bahan
a.
Larutan NaOH
b.
Aquades
c.
Penoftalin ( pewarna NaOH )
D. Cara Kerja
1.
Pencucian dan pembilasan alat – alat
a.
Membersihkan alat dengan sabu dan membilas sampai bersih
b.
Membilas dengan aquades ( digojaki ) minimal 3 kali. Kecuali labu ukur diibilas dengan
pelarutnya
c.
Diputar – putar dengan memiringkan alat 90o ( agar terjadi
tumbukan )
d.
Dibilas dengan larutan kecuali labu ukur.
e.
Selesai praktikum alat sdicuci dengan sabun.
2.
Penggunaan pipet volum
a.
Membilas pipet volum dan labu erlenmeyer dengan aquades.
b.
Membilas pipet volum dan labu erlenmeyer dengan larutqn NaOH.
c.
Memasukkan pipet volum ke dalam gelas kimia yang berisi NaOH sampai ujung
pipet tercelup dan menhghisap pipet volum dengan mulut sampai 2 cm diatas tanda
tera.
d.
Menutup lubang atas dengan jari telunjuk.
e.
Mengeringakan pipet dengan tisu.
f.
Menurunkan cairan sampai batas miniskus bagian bawah berimpit pada tanda
tera
( mata harus sejajar )
( mata harus sejajar )
g.
Memindahkan ke labu erlenmeyer dengan posisi tegak lurus dan ujung pipet
menempel dinding wadah selama pemindahan.
h.
Mengeluarkan secara kontinyu dan tidak cepat.
i.
Setelah keluar semua tunggu sampai waktu 20 detik baru menggosook –
gosokkan ujung pipet 3 kali pada dinding labu erlenmeyer dan tidak diitiup.
j.
Disemprot dengan aquades pada jalan cairan.
3.
Pengenceran
a.
Labu ukur disiram aquades karena pelarutnya akuades.
b.
Melakukan pemipetan dengan menngunakan pipet volum ( cara sudah terlampir
pada no dua, perbedaanya hanya dimasukkan ke labu ukur ).
c.
Memasukkan ke dalam labu ukur dengan posisi tegak lurus dan ujung pipet
menempel pada dinding labu.
d.
Memasang corong agar dengan diganjal kertas agar udara masuk.
e.
menambahkan aquades secara berturut – turut 0,5; 0,75; sampai 2 cm
dibawah tanda tera. Setiap kelipatan 0,5 labu ukur diputar – putar agar larutan
dan pelarutnya homogen.
f.
Mengeringkan leher labu ukur menggunakan kertas saring, sampai benar –
benar kering.
g.
Menambahkan kekurangan aquades sampai volum tepat mencapai 200 ml
menggunakan pipet tetes.( secara hati – hati )
h.
Selesai, labu ditutup dan membolak- balikan sampai homogen.
E.
Hasil
Pada praktikum kali ini diperoleh pengenceran 200 ml larutan NaOH dari
volume Naooh awal 20 ml berwarna merah
F.
Pembahasan
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja,
sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat
terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau
jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut
sesudah pengenceran.
Rumus
sederhana pengenceran sebagai berikut : M1V1 = M2V2
Pencucian sangat penting
dilakukan. Terutama pada labu ukur. Saat pencucian, jika sebagian besar
peralatan kimia dibilas dengan aquades, maka labu ukur tidak boleh dibilas
dengan aquades menjadikan konsentrasi larutan berbeda. Karena pada saat
percobaan kemarin pelarutnya aquades maka labu ukur dapat dibilas dengan
aquades ( pelarutnya ). Tidak boleh dibilas dengan larutan.
Pada pemipetan, saat
menepatkan larutan pada tanda tera mata harus sejajar agar diperooleh hasil
yang tepat. Tangan tidak boleh memegang bagian bawah tanda tera karena
menyebabkan pengembangan pada larutan tersebut sehingga hasil yang diperoleh
tidak sebenarnya. Saat memindahkan lke labu erlenmeyerharus diperhatikan bahwa
pipet volumtegak lurus dengan ujung menempel pada dinding erlenmeyer agar
searah dengan gaya gravitasi sehingga pengeluaran larutan dapat secara lancar. Pengeluarannya juga harus
secara koontinyuagar cairan yang terdpat pada pipet volue agar semuanya meluruh
dan semua cairan dapat dipndahkan.pada tahap pengeceran, saat menambahakan
aquades dengan ppet tetes harus benar diperhatikan karena salah sedikit saja harus dibuang dan
diulang dari awal.jika tidak akan merubah konsentrasi. Ujung pipet juga tidak
boleh menyentuh dinding dan tercelup agar koonsentrasinya tidak berubah. Jadi,
harus benar – benar teliti.
G. Kesimpulan
1.
Pemipetan harus dilakukan dengan teliti dan hati –hati serta
memperhatikan prosedur yang benar.
2.
Pengenceran
3.
Daftar pustaka harus dilakukan dengan teliti dan hati –hati serta memperhatikan
prosedur yang benar kesalahan sedikit
saja dapat mempengaruhi hasil kerja sehingga harus mengulang dari awal.
H. Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar